Sabtu, 17 Oktober 2015

Korut Tuding AS-Korsel Dalangi Serangan "Cyber"

PYONGYANG, KOMPAS.com — Korea Utara kembali menebar tuduhan ke arah Korea Selatan dan Amerika Serikat, Jumat (15/3/2013). Kali ini, Pyongyang menuding kedua negara itu secara "berkelanjutan dan intensif" melakukan serangan cyber terhadap situs resmi negara itu dalam beberapa hari terakhir.

Sejumlah situs resmi Korea Utara, termasuk situs kantor berita KCNA, situs harian Rodong Sinmun dan situs maskapai penerbangan Air Koryo pada Rabu (13/3/2013) tak bisa diakses.

"Server internet yang dioperasikan republik kami mendapat serangan yang sangat intensif dan persisten," kata KCNA sambil menegaskan bahwa "serangan" itu bersamaan waktunya dengan latihan militer AS-Korea Selatan.

KCNA menambahkan serangan cyber yang didalangi AS dan bonekanya Korea Selatan itu adalah perbuatan tercela dan menjijikkan yang didorong oleh rasa ketakutan.

Sejauh ini, pemerintah Korea Selatan belum bereaksi atas tuduhan terbaru tetangganya itu.
Meski warga Korea Utara hidup dalam lingkungan yang kemungkinan besar paling terisolasi dan tersensor di dunia, tetapi negeri komunis itu bukan sama sekali tidak mengenal teknologi informasi.

Pada 2008, Korea Utara meluncurkan layanan intranet domestik, yang memungkinkan sebagian warganya saling bertukar informasi meski sangat terbatas dan diawasi pemerintah.

Akses ke dunia maya yang benar-benar bebas hanya dimiliki kalangan paling elite negeri itu. Itu berarti hanya ratusan atau paling banyak 1.000 orang yang benar-benar bisa mengakses internet tanpa batas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar